Dalam buku ini, penulis membahas tema bekerja dan rezeki sejak awal. Allah telah menjelaskan bahwa manusia harus bekerja sesuai dengan perintah-Nya. Jika tidak, sudah ada argumentasi yang tegas menyatakan kekeliruan mereka. Sebab itulah, perintah ini bukan hanya semata-mata bekerja akan tetapi juga mencari rezeki dengan tata cara yang benar seperti tidak melanggar batas-batas syariat, menerapkan prinsip wara' dalam berbisnis, berkarya dan dalam segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Buku ini menghadirkan kisah-kisah keteladanan dari para sahabat Nabi dalam menafkahi keluarganya. Sebagaimana kebijakan Abu Bakar As-Shiddiq saat menjadi khalifah agar menganjurkan umat Islam untuk bekerja dan mencari nafkah. Ia berujar, "aku tidak ingin menanggung dosa atas kelalaianku terhadap keluargaku (bila tidak sampai aku nafkahi). Berikan aku gaji yang layak!" Kemudian ditentukanlah gaji yang layak untuk Abu Bakar oleh Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib agar dia fokus mengatur urusan umat Islam saat kewajiban menafkahi keluarga sudah terpenuhi.
Di dalam buku ini juga dibahas perdebatan di kalangan para ulama antara bekerja dan tidak bekerja. Ada sebagian ulama yang mengatakan agar tidak bekerja dengan alasan bahwa Allah telah mencukupi rezeki setiap makhluk sehingga bekerja atau berusaha menyiratkan keraguan atas jaminan Allah. Akan tetapi, pandangan ini bertentangan dengan argumen-argumen rasional dan dalil-dalil sahih yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits.
Rasulullah telah mencontohkan dalam urusan tawakal agar tetap melakukan ikhtiar. Imam Al-Muhasibi menegaskan bahwa Allah telah memastikan keutamaan bagi seseorang yang bekerja, dan Rasul-Nya telah memberi tuntunan bahwa bekerja bisa mendekatkan hati kepada Allah dan dapat menambah nilai ibadah.
Dalam buku ini juga diungkapkan penjelasan etika dalam bekerja secara profesional dan proporsional. Dilengkapi dengan beberapa alasan ulama, kisah-kisah para sahabat, dan dalil Al-Qur'an. Seharusnya bekerja tidak melemahkan frekuensi hati untuk mendekatkan diri dengan Allah.
Membaca buku ini dengan utuh akan mendapatkan kebijaksanaan bahwa rezeki yang sudah ditakar oleh Allah perlu untuk diikuti dengan sikap ikhtiar dan wara' dalam mendapatkannya. Tidak hanya bagaimana kita mendapatkan rezeki, akan tetapi dengan cara dan strategi yang diperbolehkan oleh syariat.
Identitas Buku
- Judul: Jika Tuhan Mengatur Manusia, Mengapa Kita Harus Bekerja?
- Penerjemah: Abdul Majid, Lc
- Penerbit: Turos Pustaka
- Cetakan: Juli, 2022
- Tebal: 181 halaman
- ISBN: 978-623-732-77-07