"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (QS. At Talaq ayat 2-3)
Kedua, Bertobat dan Mohon Ampunan
Namun, ada kaitan antara tobat dan rezeki berkah? Sejatinya manusia adalah lemah. Tidak bisa menjauhi segala kekurangan dan bentuk-bentuk kemaksiatan. Allah SWT berfirman: "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah." (QS. An Nisa ayat 28)
Manusia bisa saja meninggalkan apa yang diperintahkan kepadanya dan melakukan apa yang dilarangnya, sehingga berujung pada dosa. Sedangkan dosa adalah salah satu faktor yang merampas rezeki seseorang, dan menghilangkan keberkahan rezeki.
Karena itu, faktor lain yang menjadikan rezeki berkah adalah bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya, serta memohon ampunan kepada Allah SWT dengan sering-sering mengucapkan kalimat istighfar.
Apa Itu Rezeki Berkah dan Bagaimana Ciri-Cirinya?
Rezeki yang berkah adalah rezeki yang senantiasa membawa kebaikan kepada pemiliknya maupun orang lain. Semakin digunakan untuk kebaikan, rezeki yang didapat juga akan semakin bertambah sesuai dengan janji Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya yang mau bersyukur.
Rezeki yang berkah hanyalah rezeki yang datang dari Allah, dan rezeki tersebut dicari dengan cara yang halal bukan dengan cara yang haram. Adapun cara menjemput rezeki yang halal itu seperti bekerja, berwirausaha atau berniaga dan sebagainya.
Dalam bekerja harus jauh dari perbuatan-perbuatan yang tidak jujur atau tercela, seperti menipu, berbohong, dan sesuatu yang dapat merugikan orang lain atau diri sendiri. Ciri-ciri rezeki yang berkah diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, Harta yang berkah mampu menghantarkan pemiliknya menjadi semakin bertaqwa kepada Allah.
Kedua, Harta yang berkah bisa memberikan rasa nyaman dan tentram kepada pemiliknya.
"Tidak sama yang buruk (rezeki yang haram) dengan yang baik (rezeki yang halal) meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal agar kamu mendapat keberuntungan." (Q.S. Al Maidah: 100)
Ketiga, Harta yang berkah dapat mendatangkan amal kebaikan atau menjadi jalan bagi pemiliknya untuk berbuat kebaikan.
"Hai para rasul, makanlah yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang saleh," (QS, 23:51)
Keempat, Rezeki yang berkah akan membuat pemiliknya semakin bersyukur kepada Allah.
Kelima, Rezeki yang berkah dapat menghadirkan keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga.
Harta yang berkah berarti halal dan thayyib. Halal sumbernya bukan hasil pencurian atau korupsi dan penipuan. Thayyib artinya penggunaannya untuk hal yang baik, bukan mubazir apalagi maksiat. Digunakan untuk diri sendiri, keluarga dan juga orang lain yang membutuhkan.
Allahu a'lam bishowab.. (Shabirin)
Sumber: Daarut Tauhiid