Mengapa scatter diagram sangat penting dalam analisis data? Jawabannya adalah karena scatter diagram dapat membantu kita memahami hubungan antara dua variabel, termasuk kualitas dan kuantitas. Dalam artikel ini, kita akan belajar bagaimana membuat scatter diagram dan menerapkan nya dalam contoh kasus.
Membuat Scatter Diagram
Untuk membuat scatter diagram, kita perlu melakukan langkah-langkah berikut:
- Pengumpulan data: Kita perlu mengumpulkan data yang relevan untuk variabel X dan Y.
- Pembuatan Sumbu Vertikal dan Horizontal: Kita perlu menentukan unit pengukuran untuk sumbu vertikal (y-axis) dan horizontal (x-axis).
- Penebaran Data (Data Plotting): Kita perlu menggambarkan titik-titik X dan Y pada grafik.
- Pemberian Informasi: Kita perlu memberikan informasi dan judul scatter diagram.
Contoh Kasus Pembuatan Scatter Diagram
Perusahaan A yang bergerak di bidang industri perakitan elektronik menghadapi permasalahan atas tingginya tingkat kerusakan dalam produksi. Dicurigai bahwa penyebabnya adalah dikarenakan jumlah absensi operator (tenaga kerja) yang tinggi di dalam produksinya. Berikut ini adalah tabel tentang jumlah absensi tenaga kerja dengan tingkat kerusakan.
Jumlah Absensi | Tingkat Kerusakan |
---|---|
1 | 0,7 |
2 | 1,3 |
3 | 2,5 |
… | … |
6 | 5,6 |
Pembuatan Scatter Diagram
Dengan menggunakan tabel di atas, kita dapat membuat scatter diagram yang menunjukkan hubungan antara jumlah absensi operator dengan tingkat kerusakan. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatannya:
- Pengumpulan data: Kita perlu mengumpulkan 30 pasang data dari tabel di atas.
- Pembuatan Sumbu Vertikal dan Horizontal:
- Sumbu Vertical (y-axis): Tingkat Kerusakan (%)
- Sumbu Horizontal (x-axis): Jumlah Absensi (Orang)
- Penebaran Data (Data Plotting): Kita perlu menggambarkan titik-titik X dan Y pada grafik.
- Pemberian Informasi:
- Judul Scatter Diagram: Hubungan antara Absensi dengan Tingkat Kerusakan
- Banyak pasangan data: n = 30
- Judul dan unit pengukuran:
- Sumbu Vertical: Tingkat Kerusakan (%)
- Sumbu Horizontal: Jumlah Absensi (Orang)
- Interval Waktu: 01 ~ 30 November 2012
- Nama Pembuat/Penanggung: Dickson Kho
Cara Membaca Scatter Diagram
Dari bentuk grafik yang dihasilkan, kita dapat mengetahui bahwa scatter diagram ini memiliki hubungan positif (korelasi positif) antara jumlah absensi operator dan tingkat kerusakan. Artinya, makin tinggi jumlah absensi operator, makin tinggi pula tingkat kerusakan. Oleh karena itu, jika ingin mengurangi tingkat kerusakan produk, salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat absensi tenaga kerja.
Terdapat 3 Pola dalam Scatter Diagram
- Pola Positif: Yaitu pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi positif di antara Variabel X dan Variabel Y, dimana nilai-nilai besar dari Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai besar Variabel Y.
- Pola Negatif: Yaitu pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi negative di antara Variabel X dan Variabel Y, dimana nilai-nilai besar Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y.
- Pola Tidak Memiliki Hubungan: Yaitu pola yang tidak memiliki hubungan karena tidak ada kecenderungan nilai-nilai tertentu pada variabel X terhadap nilai-nilai tertentu pada Variabel Y.
Dalam artikel ini, kita telah belajar bagaimana membuat scatter diagram dan menerapkan nya dalam contoh kasus. Scatter diagram dapat membantu kita memahami hubungan antara dua variabel dan membuat keputusan yang lebih baik. Dengan menggunakan scatter diagram, kita dapat menemukan pola-pola yang tidak terlihat dengan cara lain dan meningkatkan kemampuan analisis data kami.