Mengintepkan Tujuan Spiritual dengan Kerjaan dan Pengaruh Allah

Mengintepkan Tujuan Spiritual dengan Kerjaan dan Pengaruh Allah

Pada suatu masa, seorang petani memulai pekerjaannya. Ia tidur pada malam hari dan bangun pada pagi hari. Ia memiliki kesempatan untuk melakukan pekerjaan lainnya, karena tugasnya sebagai petani telah selesai. Sementara itu, benih-benih yang ditanam ia sendiri mulai berkecambah dan tumbuh dengan kemampuan-kemampuan rahasia yang tidak diketahuinya. Pertama-tama, benih tersebut menjadi bulat, lalu menjadi batang, dan akhirnya menjadi buah yang siap dimakan.

Dalam parable ini, petani itu menggambarkan tanggung jawab manusia dalam pekerjaan spiritual. Vitalitas benih-benih tersebut tidak tergantung pada upaya petani. Tanah membangun tanaman dari benih dengan proses-proses alamiah yang misterius, melalui mana Pencipta berjalan. Demikian juga, dalam hal-hal rohani, petani memulai pekerjaan, dan kasih Allah menyelesaikan pekerjaannya di hati yang menerima pengaruh-pengaruh tersebut.

Tanah berbuah dari dirinya sendiri. Demikian pula, iman Kristus meningkat secara bertahap melalui pemberitaan injil; Gereja tumbuh dan berkembang. Dan apa yang benar-benar terjadi pada Gereja secara kolektif juga terjadi pada setiap anggota Gereja individual. Karena hati tiap orang Kristen beriman membangun pertama-tama bulat, ketika ia mulai memiliki keinginan-keinginan baik dan mulai mengimplementasikan mereka; kemudian batang, ketika ia membawa mereka pada hasil yang baik; dan akhirnya buah yang siap dimakan, ketika ia membawa mereka pada kematangan dan sempurnanya.

Dengan demikian, Tuhan dalam parable ini memberi tahu bahwa orang-orang yang berjuang untuk mengubah jiwa-jiwa harus dengan sabar menunggu hasil pekerjaan mereka, seperti petani yang dengan sabar menunggu buah-buah tanah. Karena itulah, kita seharusnya tidak putus asa dan harus tetap percaya diri dalam pekerjaan kita untuk mengubah jiwa-jiwa.

Pembahasan

Komentar-komentar berikut ini memberikan penjelasan lebih lanjut pada ayat Mark 4:26:

  • "He said" (Ia berkata) – Perkataan Tuhan yang menceritakan tentang Kerajaan Allah.
  • "The Kingdom of God" (Kerajaan Allah) – Kerajaan Allah adalah kerajaan yang dijabarkan oleh Tuhan Yesus, yang berbeda dengan kerajaan-kerajaan lainnya di dunia ini.
  • "is like a man who scatters seed" (seperti seorang laki-laki yang menabahkan benih) – Petani itu menggambarkan tanggung jawab manusia dalam pekerjaan spiritual, yang melibatkan penabahan benih-benih iman dan perkembangannya.
  • "on the ground" (pada tanah) – Tanah mewakili hati dan jiwa yang siap menerima pengaruh-pengaruh Allah.

Dengan demikian, parable ini memberikan pesan bahwa pekerjaan spiritual tidak hanya tergantung pada upaya manusia, tetapi juga memerlukan pengaruh dan pertolongan Allah. Kita seharusnya dengan sabar menunggu hasil pekerjaan kita, seperti petani yang dengan sabar menunggu buah-buah tanah.