Scatter plot adalah salah satu jenis visualisasi data yang paling populer dan berguna dalam analisis data. Grafik ini digunakan untuk menampilkan hubungan antara dua variabel dengan menggambarkan titik-titik data pada koordinat x dan y. Scatter plot tidak hanya berguna untuk melihat korelasi antara dua variabel, tapi juga dapat membantu dalam identifikasi potensi masalah dan menemukan pola-pola yang tersembunyi.
Menambahkan Variabel Ketiga
Scatter plot dapat dimodifikasi dengan menambahkan variabel ketiga, yang bisa berupa kategori (seperti wilayah geografis dan jenis kelamin) atau nilai numerik. Penggunaan ini bisa dilakukan dengan mengubah warna atau ukuran titik dalam grafik.
Contoh penggunaan variabel ketiga adalah pada analisis data penjualan produk berdasarkan kategori wilayah geografis. Dalam kasus ini, warna titik dapat digunakan untuk menunjukkan wilayah mana yang memiliki penjualan produk yang lebih baik daripada wilayah lainnya.
Menggunakan Trendline
Trendline adalah garis yang menghubungkan titik-titik data dan dapat membantu dalam melihat hubungan prediktif atau korelasional antara variabel. Trendline memberikan sinyal tambahan tentang seberapa kuat hubungan antara dua variabel tersebut.
Analisis Data Multivariat
Scatter plot juga berguna dalam analisis data multivariat, di mana lebih dari dua variabel dianalisis bersamaan. Contoh analisis ini adalah pada penjualan produk yang terpengaruh oleh beberapa faktor seperti iklan, harga, dan kualitas produk.
Contoh Scatter Plot
Misalkan sebuah perusahaan ingin menganalisis hubungan antara pengeluaran iklan dan penjualan produk. Berikut data yang dimiliki:
Pengeluaran Iklan (K) | Penjualan Produk |
---|---|
5 | 10 |
10 | 20 |
15 | 30 |
20 | 40 |
Hasil scatter plot: Titik-titik data akan terlihat pada grafik, misalnya, titik (10, 15) menunjukkan bahwa dengan pengeluaran iklan $10K, penjualan produk adalah 15 ribu unit.
Jika menggambar trendline melalui titik-titik ini, akan terlihat garis yang menanjak dari kiri bawah ke kanan atas, menunjukkan korelasi positif antara pengeluaran iklan dan penjualan produk.
FAQ
Bagaimana cara membuat scatter plot?
Pilih data: tentukan dua variabel yang ingin dibandingkan. Salah satu akan menjadi variabel independen (biasanya diplot pada sumbu X) dan yang lainnya variabel dependen (di-plot pada sumbu Y).
Buat grafik: gunakan software pengolah data seperti Microsoft Excel, Google Sheets, atau alat visualisasi data lainnya. Masukkan data ke dalam tabel.
Plot data:
#1 Dalam Excel: pilih data, kemudian pergi ke tab 'Insert' dan pilih 'Scatter' di bawah grup 'Charts'. Pilih jenis scatter plot yang diinginkan.
#2 Dalam Google Sheets: pilih data, klik 'Insert', lalu pilih 'Chart'. Dalam pengaturan chart, ubah tipe chart menjadi 'Scatter chart'.
Atur sumbu dan skala: sesuaikan skala sumbu X dan Y agar sama dengan rentang data. Pastikan sumbu-sumbu ini dilabeli dengan jelas untuk memudahkan interpretasi.
Tambahkan judul dan label: berikan judul yang jelas untuk scatter plot dan label di masing-masing sumbu. Hal ini penting untuk memberikan konteks kepada pembaca grafik.
Tambahkan trendline (opsional): jika relevan, tambahkan trendline untuk menunjukkan hubungan umum antara dua variabel. Dalam Excel, klik pada salah satu titik data, kemudian pilih 'Add Trendline' dari menu yang muncul.
Analisis dan interpretasi: setelah scatter plot dibuat, analisis pola yang muncul. Lihat apakah ada korelasi positif, negatif, atau tidak ada korelasi yang jelas antara variabel-variabel tersebut. Perhatikan juga adanya titik outlier.
Penyesuaian visual: sesuaikan warna titik, ukuran, dan pola untuk meningkatkan kejelasan grafik.
Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang analisis data dengan scatter plot, termasuk penggunaan variabel ketiga dan trendline. Dengan menggunakan scatter plot, Anda dapat meningkatkan kemampuan analisis Anda dan membuat keputusan yang lebih baik dalam bisnis atau organisasi Anda.