Denyut nadi adalah salah satu indikator vitalitas tubuh manusia yang menunjukkan apakah jantung berfungsi dengan baik atau tidak. Namun, denyut nadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti aktivitas fisik, anemia, konsumsi obat-obatan, obesitas, kebiasaan merokok dan minuman beralkohol, serta faktor psikologis.
Dalam kenyataannya, denyut nadi lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu penyakit jantung, konsumsi obat-obatan untuk penyakit jantung, tingkat kebugaran yang baik, dan kelenjar tiroid kurang aktif atau hipotiroidisme. Selain itu, denyut nadi lemah juga bisa diakibatkan oleh adanya pendarahan atau dehidrasi berat yang menyebabkan syok atau masalah pada jantung.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Denyut Nadi
Rendah atau tingginya denyut nadi umumnya dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
- Usia: Denyut nadi normal pada anak-anak cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Sementara pada lansia, denyut jantung cenderung lebih rendah dan lambat.
- Suhu udara: Suhu dan kelembapan udara yang tinggi dapat memicu jantung untuk memompa lebih banyak darah. Akibatnya, denyut nadi pun akan meningkat sekitar 10 kali per menit.
- Posisi tubuh: Mengubah posisi juga dapat meningkatkan denyut nadi meski hanya sedikit. Misalnya, dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri, denyut nadi bisa naik pada 15–20 detik pertama. Namun, setelah beberapa menit, denyut nadi akan normal kembali.
- Emosi: Saat marah atau emosi, sistem saraf pada otak akan memicu berbagai reaksi dalam tubuh dan salah satunya adalah melepaskan hormon adrenalin. Hormon ini berdampak pada meningkatnya denyut nadi dan napas yang lebih cepat.
- Ukuran tubuh: Penderita obesitas umumnya memiliki denyut nadi yang lebih tinggi karena jantung harus bekerja lebih keras memompa darah pada tubuh yang lebih besar.
- Efek samping obat: Obat-obatan yang bisa menghambat produksi hormon adrenalin, seperti penghambat beta, dapat memperlambat denyut nadi. Sebaliknya, terlalu banyak mengonsumsi obat tiroid bisa meningkatkan denyut nadi.
- Masalah medis jantung: Masalah medis tertentu pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau aritmia, juga dapat menyebabkan denyut nadi menjadi lebih cepat atau justru lebih lambat.
Cara Menghitung Denyut Nadi Normal
Untuk memastikan apakah denyut nadi normal atau tidak, Anda bisa meletakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah pada pangkal ibu jari di pergelangan tangan, lipatan paha, atau cekungan leher di sisi batang tenggorokan. Perhatikan jam dan hitung denyut nadi selama 15 detik. Setelah itu, kalikan denyut nadi dengan angka 4. Misalnya, bila selama 15 detik denyut nadi berjumlah 20, maka kalikan 20 dengan 4 dan akan diperoleh angka 80. Ini berarti nadi Anda berdenyut 80 kali per menit.
Denyut nadi biasanya diperiksa untuk mengetahui apakah jantung berfungsi dengan baik atau tidak, mendeteksi adanya penyakit, memeriksa aliran darah setelah cedera, dan sebagai bagian dari pemeriksaan tanda vital secara umum. Anda bisa memeriksa sendiri apakah Anda memiliki denyut nadi normal dengan mengikuti langkah di atas. Apabila denyut nadi terlalu cepat atau lambat disertai gejala nyeri dada, kelelahan, dan sakit kepala, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
Dalam kesimpulan, denyut nadi adalah salah satu indikator vitalitas tubuh manusia yang menunjukkan apakah jantung berfungsi dengan baik atau tidak. Namun, denyut nadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti aktivitas fisik, anemia, konsumsi obat-obatan, obesitas, kebiasaan merokok dan minuman beralkohol, serta faktor psikologis. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menghitung denyut nadi normal dan mengetahui apakah denyut nadi Anda terlalu cepat atau lambat agar dapat melakukan tindakan yang tepat jika diperlukan.