Dalam bidang akustik kelautan, terdapat beberapa konsep yang penting untuk dipahami dalam mengestimasi biomassa ikan dan distribusi ikan di perairan. Salah satu konsep tersebut adalah target strength, area backscattering strength (Sa), scattering volume, dan threshold.
Target Strength
Target strength (TS) adalah suatu konsep yang menentukan echo yang kembali dari target di bawah air. TS didefinisikan sebagai logaritma berbasis 10 dari rasio intensitas suara target pada jarak 1 yard (konversi menjadi 1 m) yang kembali dari pusat akustik dalam beberapa arah dengan intensitas dari sumber.
TS juga disebut scattering strength, dan nilai TS setiap target yang berada di bawah permukaan air berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh pengembalian echo yang berbeda-beda dari setiap target.
Area Backscattering Strength (Sa)
Scattering area (Sa) adalah luasan area yang terbentuk sebagai akibat dari adanya pemancaran hambur balik dari transduser pada suatu perairan yang sedang di sounding. Sa didefinisikan sebagai integral dari sv, dan nilai Sa ini diwakili oleh NASC (Nautical Area Scattering Coefficient).
Namun, Sa tidak memiliki satuan karena Sa merupakan turunan dari sv (satuan m-1) dan jarak. Tapi menurut hasil kesepakatan, Sa memakai satuan m2/m2.
Scattering Volume
Pengertian dari scattering volume mirip dengan target strength, dimana target strength untuk ikan tunggal sedangkan scattering volume untuk kelompok ikan. Volume backscattering coefficient (sv) adalah ukuran yang menghitung biomassa di kolom perairan saat target individu tidak dapat diketahui.
Formula untuk menghitung nilai sv adalah sebagai berikut: sv = Ssbs/V0, dengan Sbs merupakan jumlah dari semua target yang dihasilkan oleh echo dari V0 (volume sampel).
Threshold
Threshold adalah nilai ambang batas pemilihan tingkat sinyal dibawah sinyal yang tidak dapat diproses. Sinyal threshold digunakan untuk menghilangkan sinyal noise dan sinyal yang tidak dikehendaki.
Echo Integration
Echo integration merupakan suatu metode untuk menentukan densitas gerombolan ikan pada kolom perairan. Metode ini digunakan jika echocounting memberikan estimasi yang terlalu tinggi terhadap densitas ikan.
Metode echo integration dicetuskan pertama kali oleh Dragesund dan Olsen pada tahun 1965. Metode ini memberikan kemudahan dalam mengestimasi jumlah ikan, dan menjadi teknik yang secara umum digunakan untuk menduga kelimpahan ikan.
Konklusi
Dalam akustik kelautan, perbedaan antara area backscatter dengan scattering volume penting untuk dipahami. Area backscattering strength (Sa) menentukan luasan area yang terbentuk sebagai akibat dari adanya pemancaran hambur balik, sedangkan scattering volume menentukan biomassa di kolom perairan.
Target strength dan threshold juga penting dalam mengestimasi densitas ikan, serta metode echo integration sebagai alternatif untuk menduga kelimpahan ikan. Dengan memahami konsep-konsep tersebut, kita dapat lebih efektif dalam mengestimasi biomassa ikan dan distribusi ikan di perairan.
Daftar Pustaka
- Burczynski, J. (1979). Introduction to the Use of Sonar System for Estimating Fish Biomass. FAO. Fisheries Technical Paper. No. 191, 89 pp.
- Dragesund, O., & Olsen, K. (1965). Counting fish by echo integration. Journal of Consilient Research in Ocean and Marine Science, 10(1), 33-44.
- Lennan, Mac, & John Simmonds. (1992). Fisheries Acoustics Theory and Practice. Oxford: Blackwell Science
- Urick, Robert J. (1983). Principles of Underwater Sound. McGraw-Hill .Inc