Penggunaan Penyebaran Fase dalam Analisis Kros Seksi Proton-Proton

Penggunaan Penyebaran Fase dalam Analisis Kros Seksi Proton-Proton

======================================================

Penyebaran fase adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk menentukan pola-pola kros seksi pada interaksi antar partikel. Dalam artikel ini, kami akan membahas penggunaan penyebaran fase dalam analisis kros seksi proton-proton (pp) pada energi 1.855-50.1 MeV dan sudut-sudut tabrakan θCM > 20°.

Data Eksperimental

Data eksperimental telah dikumpulkan untuk mengparameterisasikan data antara E=1.855-50.1 MeV dan θCM > 20° dalam [2]. Data eksperimental (dσ/dΩ)pp(θ) dengan referensi ditampilkan dalam Fig. 1 dalam sistem laboratorium.

Aproximasi Exponensial

Bagian ini memberikan pengantar singkat tentang aproximasi eksponensial 3-parameter sebagai dibahas dalam [2], di mana dokumentasi rinci tentang hal ini dapat ditemukan.

Kesimpulan

Proton-proton scattering pada energi MeV telah terbukti menjadi metode yang paling sensitif untuk profilering kedalaman hidrogen pada resolusi micrometer tanpa perlu standar referensi ketika kros seksi diferensial (dσ/dΩ)pp diketahui.

Analisis Penyebaran Fase

Kami telah melakukan analisis penyebaran fase terhadap dataset kros seksi scattering, yaitu dengan menggabungkan 354 titik data dalam rentang energi 1.9-50 MeV dan sudut-sudut tabrakan laboratorium θlab=15-75°, sehingga kesalahan total yang dihasilkan adalah dibawah.

Referensi

[29] et al., Measurements of proton–proton differential cross sections at 5, 7 and 8 MeV, Nucl. Phys. A(1975)

[P. Reichart et al., Three-dimensional hydrogen microscopy in diamond, Science (2004)]

[J.R. Bergervoet et al., Phase shift analysis of 0–30 MeV pp scattering data, Phys. Rev. C (1988)]

[J.R. Bergervoet et al., Phase shift analysis of all proton–proton scattering data below Tlab=350 MeV, Phys. Rev. C (1990)]

[M.H. MacGregor et al., Determination of the nucleon–nucleon scattering matrix, x. (p,p) and (n, p) analysis from 1 to 450 MeV, Phys. Rev. (1969)]

[C.J. Joachain, Quantum Collision Theory (1984)]

[J.M. Blatt et al., Theory of Nuclear Physics New Edition (April 1991)]

[N.F. Mott, The collision between two electrons, Proc. R. Soc. London. Ser. A (1930)]

[G. Breit et al., Theory of scattering of protons by protons, Phys. Rev. (1936)]

[D.J. Knecht et al., Proton–proton scattering, Revision and analysis of experimental measurements from 1.4 to 3.0 MeV, Phys. Rev. (1966)]

[J. Bystricky et al., Numerical data and functional relationships in science and technology, Iaea Nucl. Data Services, int. Atomic Energy Agency, Austria, <www.nndc.bnl.gov>]

[8] Spectrum simulation of rough and nanostructured targets from their 2D and 3D image by Monte Carlo methods (2016), Nuclear Instruments and Methods in Physics Research, Section B: Beam Interactions with Materials and Atoms

Karena MS, kros-sek-si harus diketahui tidak hanya pada sudut detektor tapi pada semua sudut kemungkinan sejak trajectory dapat menampilkan tabrakan pada semua sudut. Contohnya, Moser et al. [11] telah menghitung data kros-sek-si seperti hal ini yang ditabulasi sebagai fungsi sudut dan energi untuk kasus p–p.

Hidrogen Mikroskopi

Penggunaan penyebaran fase juga membantu dalam hidrogen mikroskopi, yaitu dengan menggunakan definisi pola sudut yang jelas untuk memilih reaksi tabrakan dari hidrogen dalam sampel hampir tanpa signal latar dari tabrakan lain. Yield dari signal hidrogen langsung memberikan kepadatan hidrogen dalam H-at/cm2 karena kros-sek-si diferensial (dσ/dΩ)pp diketahui.

Konklusi

Dalam artikel ini, kami telah membahas penggunaan penyebaran fase dalam analisis kros-sek-si proton-proton pada energi 1.855-50.1 MeV dan sudut-sudut tabrakan θCM > 20°. Penyebaran fase membantu dalam menggabungkan data eksperimental dan memprediksi pola-pola kros-sek-si yang jelas.