Scattering Seed in Teaching: Walking with Christ in the Field of Learning and Education

Scattering Seed in Teaching: Walking with Christ in the Field of Learning and Education

Berikut adalah artikel yang diketik dalam bahasa Indonesia dengan panjang lebih dari 1000 kata menggunakan format Markdown:

Bulan-bulan terakhir, saya merasa seperti orang tua yang sedang menanam benih. Kita semua mungkin pernah merasakan hal itu. Ketika kita menanam benih, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi, dengan percaya diri dan harapan, kita membiarkan alam menentukan nasibnya.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki tujuan dan cita-cita. Kita semua ingin menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, pada kenyataannya, tidak semua orang mampu mencapai tujuannya. Ada beberapa alasan mengapa demikian. Salah satunya adalah karena kita semua memiliki kelemahan dan kesalahan.

Tapi, ada satu hal yang dapat membuat kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itulah dengan membiarkan Tuhan menentukan nasib kita. Kita harus berserah diri kepada-Nya dan percaya bahwa Dia akan membantu kita mencapai tujuan kita.

Dalam kitab Suci, Yesus telah mengajarkan kita tentang kepentingan scattering seed (menabur benih). Ia menjelaskan bahwa kita harus menabur benih denganpercaya diri dan harapan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi kita percaya bahwa Allah akan membantu kita mencapai tujuan kita.

Kisah Miss Rumphius, sebuah cerita buku gambar yang dicari oleh ibu saya, adalah contoh bagaimana scattering seed dapat memberikan hasil yang luar biasa. Kisah ini ditulis dan diillustrasi oleh Barbara Cooney.

Alice Rumphius, seorang gadis kecil, menginginkan menjadi seperti grandparents-nya. “Saya juga ingin pergi ke tempat-tempat jauh dan ketika saya tua, saya juga ingin tinggal di tepi lautan.” Grandparents-nya berkata, “Itu semua baik-baik saja, tapi ada satu hal lagi yang harus kamu lakukan… Kamu harus melakukkan sesuatu untuk membuat dunia lebih indah.”

Alice tumbuh menjadi seorang wanita dan melakukan segalanya yang diinginkannya, termasuk menanam kebun lupine di rumahnya. “Saya hampir sangat bahagia.” Tapi, masih ada satu hal lagi yang harus ia lakukan.

Tahun berikutnya, Alice pergi untuk jalan-jalan dan menemukan sebuah lahan besar dengan bunga lupine warna biru, ungu, dan rose. “Itu adalah angin,” ia kata sambil menurun. “Itu adalah angin yang membawa benih dari kebunku ke sini! Dan burung-burung mungkin juga telah membantu!”

Ide ini memberikan Alice sebuah ide yang luar biasa. Ia berkelana dengan benih lupine di gudangnya, menaburkan benih di ladang-ladang, jalanan, dan tempat-tempat lainnya.

Tahun berikutnya, lahan-laahan tersebut ditutupi oleh bunga lupine warna biru, ungu, dan rose. Bunga-bunga tersebut juga tumbuh di sekitar rumah sekolah dan gereja.

Kisah Miss Rumphius adalah contoh bagaimana scattering seed dapat memberikan hasil yang luar biasa. Itu tidak hanya tentang menaburkan benih, tapi juga tentang percaya diri dan harapan. Kita semua harus berserah diri kepada Tuhan dan percaya bahwa Dia akan membantu kita mencapai tujuan kita.

Artikel ini diakhiri dengan foto oleh Vitolda Klein dari Unsplash.