Dalam era digital yang memungkinkan orang-orang berbagi informasi secara bebas, restoran makanan Korea, Coqodaq, telah menjadi peristiwa yang menarik. Dengan luasnya 8.000 meter persegi dan lokasi di Flatiron District, New York City, Coqodaq terlihat seperti sebuah tempat makan yang berbeda.
Pintu masuk restoran ini tampak seperti sebuah gereja Gothic atau sinyal McDonald's, menggambarkan suasana yang unik dan mempesona. Dalam ruang makan, Anda akan menemukan arsitektur yang terinspirasi oleh pesawat udara, kubah, atau bahkan kubah Quonset.
Makanan utama di Coqodaq adalah Bucket List, hidangan sharing Korean-style fried chicken dan bumbu-bumbunya. Harga $38 untuk satu bucket mungkin tampak mahal, tetapi Anda akan mendapatkan cupa chicken-ginseng consommé, kubus daikon yang dikukus, selayang scallions, serta soft-serve fro-yo dengan saus blueberry.
Menu Coqodaq tidak hanya terbatas pada Bucket List. Ada pilihan lainnya, seperti caviar di atas nugget ayam yang dipahat tangan, atau bucket sayur-sayuran dan ikan goreng. Namun, jika Anda ingin memesan bucket yang lain, Anda harus memiliki alergi makanan atau kebutuhan dietary.
Keputusan restoran ini memungkinkan Anda untuk menikmati hidangan yang unik dan berbeda, tetapi juga membuatnya terlihat seperti sebuah tempat yang sulit diakses. Seorang pengamat mungkin berpikir bahwa Coqodaq adalah tempat yang menarik tapi tidak bagus.
Namun, jika Anda siap untuk melewatkan keberatan dan meningkatkan rasa penasaran, maka Coqodaq dapat menjadi tempat yang sangat unik dan menarik. Dengan demikian, apakah Coqodaq adalah sebuah restoran yang berbeda atau akhirnya adalah akhir dari dunia? Itu tergantung pada siapa yang datang untuk menikmati hidangan di sana.
Artikel ini tersedia dalam versi lengkap bagi pelanggan Times.