Indonesia, sebuah negara dengan budaya Islam, secara tradisional memprotesi perjudian sebagai perilaku yang tidak Islami. Namun, sebelum tahun 1960-an, pernah ada saat ketika perjudian menjadi hal yang legal di Jakarta. Kasino-kasino yang dibuka pada waktu itu menjadi tempat hiburan favorit bagi orang-orang Jakarta.
Sejarah kasino di Jakarta berawal pada masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin, yang menjabat antara tahun 1966 hingga 1977. Pada saat itu, APBD DKI Jakarta hanya sebesar Rp66 juta, sehingga Gubernur Ali Sadikin harus mencari solusi untuk mendapatkan dana pembangunan Jakarta tanpa melanggar undang-undang yang ada.
Djumadjitin, Sekda DKI Jakarta pada saat itu, menunjukkan padanya Undang-Undang No. 11 Tahun 1957 tentang Peraturan Pajak Daerah. Dengan demikian, pemerintahan Ali Sadikin dapat memungut pajak atas izin perjudian.
Pada tanggal 26 Juli 1967, Gubernur Ali Sadikin mengeluarkan Surat Keputusan yang melarang semua perjudian gelap di wilayah DKI Jakarta. Tak lama setelah SK itu terbit, hanya berselang dua bulan, Jakarta pun mencatat sejarah dengan berdirinya kasino pertama di kawasan Petak Sembilan No. 52, Jakarta Barat.
Kasino-kasino lain kemudian dibuka, seperti Hailai Casino yang dibangun pada tahun 1971 dan Copacabana Casino yang dibangun pada tahun 1975 di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Lalu ada juga di lantai bawah Djakarta Theater dan di Proyek Senen, Jakarta Pusat.
Copacabana Casino bukanlah kasino sembarangan. Kasino ini merupakan salah satu kasino yang bergengsi pada masa itu. Copacabana Casino berada persis di sebelah Hotel Horison (kini Mercure Convention Center Ancol).
Kasino ini bahkan memiliki ruang khusus VIP yang tentunya hanya pejudi kelas atas yang boleh diizinkan masuk. Orang-orang Jakarta pada saat itu menjadi sangat excited dengan hadirnya kasino-kasino tersebut.
Namun, pada tahun 1977, Gubernur Ali Sadikin mengakhiri masa jabatannya dan kasino-kasino pun ditutup. Pemerintahan berikutnya memutuskan untuk melarang perjudian di Jakarta lagi.
Hingga saat ini, sejarah kasino di Jakarta masih menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Banyak yang berpendapat bahwa Gubernur Ali Sadikin telah membuat kesalahan besar dengan membuka kasino-kasino tersebut, sementara lainnya menganggap bahwa ia hanya ingin meningkatkan pendapatan daerah.
Namun, apapun keputusan Gubernur Ali Sadikin pada saat itu, sejarah kasino di Jakarta tetap menjadi bagian dari sejarah kota yang penuh dengan pengalaman dan kesan.