Dalam kurun waktu satu tahun sejak diperkenalkan, Chery hanya berhasil menjual 279 unit mobil di Indonesia. Namun, pada tahun kedua, penjualan Chery meningkat menjadi 759 unit. Pada tahun 2009, penjualan Chery mulai merosot, dan hingga tahun 2016, nama Chery tak lagi ada dalam penjualan Gaikindo.

Menurut Bebin Djuana, pengamat otomotif, mobil China saat itu memiliki kualitas, finishing, material, teknologi, dan desain yang di bawah standar. "Karena dari sisi kualitas, terus finishing, material yang dipilih, teknologi juga jauh dari mumpuni, desain juga memprihatinkan lah ya kalau mau dikatakan demikian," katanya.

Namun, Chery kembali menunjukkan minat untuk meramaikan pasar Indonesia. Mereka telah mengumumkan kehadiran SUV terbarunya, "Chery Tiggo" melalui akun Facebook resmi Chery Indonesia dan Instagram @cherymotorindonesia. Captionnya berbunyi: "Chery berkomitmen untuk menghadirkan teknologi yang canggih dan pengalaman berkendara bagi pengguna Indonesia, bersama dalam menjelajah kegembiraan dalam kehidupan dan membuka harapan Indah di masa depan."

Hosea Sanjaya, Presdir PT Chery Mobil Indonesia, mengaku bahwa Chery akan kembali ke pasar Indonesia. Namun, dia tidak mengkonfirmasi kehadiran Chery di Indonesia dalam waktu dekat.

Chery juga memiliki line up mobil listrik, seperti Chery eQ, Chery eQ1, Arrizo 5e, Arrizo 7e, dan Chery eQ5. Mereka menargetkan pasar mobil listrik di Indonesia, yang saat ini sangat potensial dengan insentif dari pemerintah.

Well, Wuling dan DFSK lebih serius menggarap pasar dengan berinvestasi besar dan merakit mobil secara lokal dan ekspor. Salah satu merek mobil China, yakni Wuling berhasil masuk dalam daftar 10 merek mobil terlaris di Indonesia.

Mampukah Chery mengikuti jejak seperti Wuling dan DFSK? Hanya waktu yang akan menunjukkan apakah Chery dapat mencapai harapan dengan kembali ke pasar Indonesia.