Menghadapi berita buruk bagi penggemar musik di Britania Raya, Q Magazine, majalah musik terkemuka, telah mengumumkan penutupannya setelah 34 tahun. Sejak pendiriannya pada tahun 1986, Q Magazine menjadi bagian penting dalam dunia musik, dengan fokus pada rock, pop, dan musik alternatif.
Ted Kessler, editor Q Magazine sejak tahun 2017, menuliskan surat edisi terakhir bahwa "pandemi COVID-19 telah menghancurkan semua upaya kami untuk bertahan dalam pasar cetak yang sangat challenging". Kessler juga menyalahkan dirinya sendiri atas kegagalan untuk mempertahankan majalah, dengan kata-kata "Saya harus minta maaf karena saya tidak berhasil mempertahankan Q".
Majalah ini dikenal akan kualitas kontennya yang mendalam dan rinci, serta penghargaan tahunan yang diadakan di London sejak tahun 1990. Beberapa artis ternama seperti David Bowie, Joni Mitchell, dan Prince telah terlibat dengan majalah ini.
Saudara-saudara Q Magazine lainnya, seperti Baxter Dury dan Sleaford Mods, juga mengungkap rasa khawatir dan simpati atas penutupan majalah ini. Mereka menuliskan bahwa "menjadi dipublikasikan di Q" adalah salah satu hal terbaik yang dapat diraih oleh seorang musisi.
Q Magazine telah menjadi bagian penting dalam dunia musik Britania Raya, dan kehilangan majalah ini akan sangat dirasakan. Namun, Kessler juga menuliskan bahwa "kami semua tersedia untuk bekerja", dengan harapan bahwa seseorang yang cerdas dapat mengisi "lubang Q" pada toko majalah.
Penutupan Q Magazine juga diikuti oleh penutupan edisi print NME (New Musical Express) beberapa waktu lalu. Namun, seperti diberitakan, NME telah kembali dalam bentuk digital-only, sementara Rolling Stone Australia juga kembali beredar dalam bentuk hard copy.
Saya berharap bahwa artikel ini akan menjadi inspirasi bagi seseorang yang cerdas untuk mengisi "lubang Q" pada toko majalah dan mempertahankan tradisi musik Britania Raya.