Warkop DKI, sebuah grup komedi yang berpengaruh pada era 1980-1994, telah menjadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia. Grup ini terdiri dari Dono, Kasino, Indro, dan Nanu, serta Elvy Sukaesih sebagai bintang tamu. Warkop DKI dikenal dengan isi dialog cerita yang dikemas dalam kisah-kisah komedi lawakan, termasuk kritikan sosial.
Menurut publikasi "Kritik Sosial Dalam Film Komedi Warkop DKI Tahun 1980-1994", film pertama Warkop DKI masih beranggotakan empat yaitu Dono, Kasino, Indro, dan Nanu. Keterlibatan Elvy Sukaesih dalam beberapa film Warkop DKI juga menarik perhatian.
Keistimewaan Warkop DKI terletak pada isi dialog cerita yang dikemas dalam kisah-kisah komedi lawakan, termasuk kritikan sosial. Mereka tidak hanya menampilkan komedi lawakan biasa, tapi juga menawarkan kritikan sosial yang jelas.
Warkop DKI memang berfungsi sebagai medium kritik sosial pada masa Orde Baru yang mengekang kebebasan berekspresi. Melalui film-filmnya, Warkop DKI menampilkan citra mahasiswa yang berpikir intelektual dan kritis terhadap keadaan sekitar.
Dalam beberapa film produksi tahun 1980, Warkop DKI mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan mahasiswa, seperti "Mana Tahan", "Gengsi Dong", "IQ Jongkok", "Setan Kredit", dan "Sama Juga Bohong". Film-film ini menjadi wadah bagi Warkop DKI untuk menampilkan kritikan sosial dan komedi lawakan.
Bahkan, menurut analisis semiotika Roland Barthes, Warkop DKI menyuguhkan komedi alternatif yang membangun citra mahasiswa yang berpikir intelektual. Dalam film "Setan Kredit", misalnya, Warkop DKI menampilkan kritikan sosial terhadap sistem kredit yang tidak adil dan menghina.
Sampai saat ini, Warkop DKI masih menjadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia. Mereka telah meninggalkan bekas pada generasi-generasi penonton setelahnya. Namun, perjuangan Kasino, salah satu personil Warkop DKI, telah berhenti. Kasino wafat pada 18 Desember 1997 dan dikebumikan di Pemakaman Giri Tama, Bogor.
Berikut adalah potret makam Kasino yang tampak sangat bersih dan terjaga. Namun, hingga saat ini masih ada masyarakat yang menyambangi makam Kasino dan mendoakannya.
Makna kritikan sosial dalam komedi Warkop DKI tidak hanya berupa lawakan satir yang menghina, tapi juga membangun citra mahasiswa yang berpikir intelektual. Dalam film-filmnya, Warkop DKI menawarkan kritikan sosial yang jelas dan kritis terhadap keadaan sekitar.
Demikian artikel ini diharapkan dapat memberikan wacana lebih lanjut tentang makna kritikan sosial dalam komedi Warkop DKI.