Kamboja, negara dengan kasino berlisensi terbanyak di Asia Tenggara, telah mengalami peningkatan drastis dalam industri judi. Pada tahun 2018, total kasino di Kamboja sebesar 46 juta dollar AS, namun pada tahun 2023, nilai tersebut telah meningkat menjadi 80 juta dollar AS.
Peningkatan tersebut tidak lepas dari beroperasinya judi online. Pemilik kasino sebagian besar adalah perusahaan investasi asing, termasuk dari Indonesia. Hingga 2019, total ada 150-200 kasino di Kamboja, yang membuat negara itu sebagai negara dengan kasino berlisensi terbanyak di Asia Tenggara.
Industri judi di Kamboja disebut meledak pada tahun 2017. Terutama ketika kasino-kasino yang didanai Tiongkok mengambil alih Sihanoukville, kota pesisir di Kamboja. Pada tahun 2017, jumlah kasino di Sihanoukville sebesar 24 unit, kemudian jumlah itu terus melonjak dan pada tahun 2019 mencapai 100 kasino.
Tumbuhnya kasino milik investor Tiongkok dan judi daring juga mendorong masuknya warga Tiongkok. Total warga Tiongkok yang masuk ke wilayah itu hingga 2019 diperkirakan mencapai lebih dari 450.000 orang.
Akan tetapi, pukulan terhadap industri perjudian di Sihanoukville datang pada tahun 2019. Hal itu setelah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengumumkan bahwa linsensi kasino baru tidak lagi diterbitkan dan pembaruan untuk perjudian online dilarang. Semua lisensi judi online juga berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.
Larangan itu diduga terkait kekhawatiran Pemerintah Kamboja terhadap kejahatan yang muncul seiring meningkatnya aktivitas judi daring di kawasan itu. Sejalan dengan itu, pandemi Covid-19 merebak sejak 2020.
Kondisi tersebut berdampak pada eksodus para ekspatriat, yakni lebih dari 450.000 pekerja Tiongkok kembali ke negaranya. Sementara itu, sebanyak 7.700 pekerja lokal Kamboja diberhentikan. Akibatnya, kasino ditutup dan proyek gedung pencakar langit, resor, kondomium yang sebagian dibangun terbengkalai. Total ada 1.100 bangunan yang belum selesai dibangun di sana.
Sektor usaha terkait juga terdampak. Lebih dari 800 restoran tutup. Diperkirakan, larangan tersebut membuat Sihanoukville kehilangan pendapatan secara konservatif antara 3,5 miliar dollar AS dan 5 miliar dollar AS karena 90 persen dari pendapatan ini berasal dari perjudian online.
Pascakondisi itu, Pemerintah Kamboja berupaya kembali menarik investor di resor. Pada tanggal 14 November 2020, mereka mengeluarkan undang-undang baru tentang manajemen perjudian. Salah satunya mengatur tentang lisensi terhadap pusat perjudian komersial terpadu. Tidak hanya untuk kasino, tetapi juga resor, restoran, pusat ekshibisi, dan pertokoan.
Sejak 2021, perundangan baru itu efektif, sudah ada 87 lisensi baru untuk kasino yang beroperasi di Kamboja. Industri perjudian di negeri ini sepertinya masih akan berumur panjang.