===========================================================
Grup lawak legendaris Warkop DKI, yang terdiri dari anggota Dono, Kasino, dan Indro, memiliki sejarah yang menarik dalam berdirinya. Grup ini dibentuk pada 1973 di Jakarta, Indonesia, dan menjadi salah satu ikon komedi terbesar dalam industri hiburan Indonesia.
Sebelum membentuk Warkop DKI, ketiga anggota grup tersebut sudah memiliki pengalaman dalam dunia seni peran dan lawak. Dono Warkop (Wahyu Sardono) dan Kasino (Kasino Hadiwibowo) pernah berkolaborasi dalam grup lawak Koes Plus bersama saudara-saudara mereka. Sementara itu, Indro (Indrodjojo Kusumonegoro) adalah aktor dan komedian yang juga memiliki latar belakang dalam lawak panggung.
Pertemuan ketiganya terjadi saat mereka bekerja di Balai Pustaka, sebuah penerbitan buku milik pemerintah. Mereka kemudian memutuskan untuk membentuk grup lawak sendiri dengan nama Warkop DKI, yang merupakan singkatan dari "Warung Kopi Daerah Khusus Ibukota." Nama tersebut dipilih karena merepresentasikan kehidupan sehari-hari di Jakarta yang sering kali dikaitkan dengan warung kopi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat.
Warkop DKI mulai mendapatkan popularitas melalui pertunjukan panggung dan penampilan televisi mereka. Mereka dikenal dengan gaya lawakan yang segar, humor slapstick, dan kemampuan improvisasi yang tinggi. Kehadiran Warkop DKI memberikan warna baru dalam industri hiburan Indonesia pada saat itu.
Pada awal kariernya Warkop DKI ini dikenal pula dengan Warkop Prambors, karena mereka bersiaran di radio Prambor pada 1970-an. Acara lawak yang mereka bawakan ini disiarkan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15. Saat mula, bergavung pula Nanu (Nanu Moeljono), Rudy (Rudy Badil), Nanu, Rudy, Dono dan Kasino merupakan mahasiswa Universitas Indonesia atau UI sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta.
Puncak kejayaan Warkop DKI terjadi pada era 1980-an hingga awal 1990-an. Selain tampil di panggung, mereka juga membintangi sejumlah film komedi yang sangat sukses, seperti Pintar-Pintar Bodoh, Maju Kena Mundur Kena, dan Mana Tahan. Film-film tersebut mencetak rekor penonton dan membuat Warkop DKI semakin populer di kalangan masyarakat.
Pada 1994, Kasino meninggal. Kehilangan ini membuat Warkop DKI berkurang satu anggota. Dono dan Indro kemudian memutuskan untuk melanjutkan karier mereka sebagai duo, tetapi mereka tidak pernah menggantikan posisi Kasino dalam grup.
Warkop DKI tetap aktif dalam dunia hiburan hingga awal tahun 2000-an. Namun, pada 2006, Dono meninggal dunia karena penyakit kanker. Kini, Indro Warkop tetap aktif di industri hiburan dan terlibat dalam berbagai proyek film dan acara televisi.
Meskipun telah 50 tahun sejak berdirinya, warisan humor dan kontribusi Warkop DKI dalam industri hiburan Indonesia tetap dikenang dan dihargai. Mereka telah menciptakan jejak yang tak tergantikan dalam sejarah komedi Indonesia.
Pilihan Editor: Viral, Dono Kasino Indro Bacaleg DPRD Lombok Tengah dari PKS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.