Mengayuh tanpa henti, tak peduli akan teriknya matahari, dengan keringat mengucur membahasi dahi semata mata demi menghidupi keluarga kecilnya. Profesi sebagai tukang becak ini mau tak mau harus dilakoninya karena hal ini yang ia tekuni dari puluhan tahun lalu. Mengenyam pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar (SD) membuatnya tak memiliki banyak pilihan pekerjaan yang lebih layak untuk dirinya. Ia adalah Kasino, ia menggeluti profesi pengayuh becak semata mata untuk menyambung hidupnya dan istrinya.
Pasar Kota Metro layaknya surga rezeki baginya, mulai dari koin hingga kertas bernilai tinggi bisa ia dapatkan dengan berbekal mengayuh becak. Bermodalkan kaos oblong, sandal jepit dan tak lupa topi untuk sedikit mengurangi teriknya matahari yang nemerpa kulit keriputnya tak sedikitpun membuat luntur semangatnya untuk mencari rezeki.
Setiap harinya, Kasino bergelut dengan panasnya matahari yang membakar kulitnya, rintikan hujan yang terkadang turun tanpa pemberitahun, hingga tertidur dengan suasana bisingnya pasar. Sembari menunggu penumpang sudah menjadi hal yang biasa menjadi makanan setiap harinya. Namun, yang ia lakoni justru tidak sebanding dengan rupiah yang Kasino dapatkan. Tetapi Kasino tak pernah putus semangat.
Sigapnya Kasino mengantarkan setiap penumpangnya ke tempat tujuan, biasanya tak jarang hanya barang-barang belanjaan pasar saja yang Kasino angkut. Seperti 1 karung bawang, cabai dan sayuran lainnya. Lelah yang ia rasakan ia tutupi senyuman yang menghiasi wajah keriput Bapak usia 60 tahun ini. "Ya kalau gak begini saya gak makan mbk" ujarnya.
Sering kali, Kasino menawarkan jasanya kepada penumpang atau orang-orang yang lalu-lalang di pasar. "Ibu mau naik becak bu saya antarkan pulang" ujarnya. "Ah tidak pak" ketus ibu-ibu yang membawa barang belanjaannya. Kasino pun hanya mendapat jawaban singkat dari mereka yang ia tawari jasanya. Mendengar jawaban singkat itu, Pria tua renta itu tersenyum dan kembali ke becaknya dengan perasaan sedih.
Sela-sela penantiannya, Kasino kembali mencoba menawarkan jasanya, namun beberapa kali pun ditolak. Penampilan fisik Kasino yang tua renta nampak lemah sering kali tidak menyakinkan mereka, ditambah lagi kondisi becak yang nampak berkarat dan tambalan plastik dimana mana. Wajar saja orang-orang pasti lebih memilih untuk mengojek saja dari pada jasa becak Kasino.
Seharusnya di usia Kasino sekarang ini sudah beristirahat menikmati masa tuaannya. Namun, berbeda sekali dengan dia. Kerasnya hidup membuat Kasino yang sudah lanjut usia pun tetap harus bekerja banting tulang dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Keriput di wajahnya dan tetesan keringat yang mengucur deras memang patut dicontoh bagi pemuda-pemudi yang masih bergelayut dalam zona nyaman.
Kasino, pengayuh becak tua renta ini memiliki kesabaran yang luar biasa. Ia tak pernah putus semangat, meskipun hidupnya keras dan berat. Ia hanya ingin mencari rezeki untuk keluarga kecilnya dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam artikel ini, kita diajarkan tentang kesabaran dan kerja keras yang dimiliki Kasino, pengayuh becak tua renta. Kita dapat belajar dari pengalaman Kasino bahwa kesabaran dan kerja keras dapat membantu kita menghadapi kehidupan yang keras dan berat.