Kasino, seorang remaja yang cerdas dan memiliki jiwa bebas, tumbuh di masa-masa perkembangannya dengan kesempatan berdekatan dengan lawan jenis. Tapi, tidak seperti kebanyakan orang lain, dia hanya berpegangan tangan dan saling lirik saja.
Pada awalnya, Kasino sempat melanggar larangan pacaran dan mengabaikan larangan berkelahi dari orang tuanya. Dia pernah terlibat pertempuran dengan seorang tukang palak di dekat sekolahnya, namun akhirnya memutuskan untuk tidak berkelahi lagi dan memegang teguh pesan ibunya.
"Orang mengalah itu tinggi harkatnya," kata sang ibu kepadanya. Kasino tak mau kena tempeleng ayahnya karena jika dia ketahuan terlibat perkelahian, ayahnya akan lebih dulu mengoreksi tingkah laku anaknya dengan memukulnya.
Berganti tema, masa remaja Kasino sebati dengan masa maraknya demonstrasi pelajar anti-Sukarno dan anti-PKI. Dia tergabung dalam Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) dan SMP tempat dia belajar tak luput pula dari pergolakan ini.
Orang tua Kasino melihat tensi politik di Jakarta kurang baik bagi rencana masa depannya untuk Kasino. Mereka memindahkan putranya ke Cirebon agar tetap bisa belajar. Di sana, dia memperoleh pelajaran membaca al-Qur'an dari guru ngaji dan mulai berkesempatan mempelajari alat-alat musik.
Cirebon memberikan pengalaman baru lainnya kepada Kasino. Dia menjadi pemain band, pegang rhythm, dan menyanyi. Saat itu kekuasaan Sukarno sudah melemah dan pengawasan terhadap musik-musik Barat melonggar.
Kasino kembali bersekolah di Jakarta setelah situasi Jakarta berangsur pulih setelah huru-hara politik yang panjang. Masa-masa awal Orde Baru sangat menyenangkan untuknya. Seiring kejatuhan rezim Sukarno, benteng terhadap penetrasi budaya Barat ikut roboh.
Kasino kini tampil dengan setelan ala hippies, sebuah tatanan hidup baru anak muda di Amerika Serikat. Dia menjadi bagian dari gerakan generasi bunga (flowers generation) dan tak terkecuali Kasino. Tapi dia tak meniru semua gaya hidup Hippies. "Aku tak pernah sama sekali melibatkan diri dalam urusan narkotik," terang Kasino.
Meski penampilannya urakan, otak Kasino tetap cemerlang. Dia berhasil menembus jurusan Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia dan bertemu dengan teman-teman seperti Nanu, Rudi Badil, Dono, Temmy Lesanpura, dan Indro. Pertemuan yang mengubah harapan orang tuanya dan jalan hidupnya sendiri.
Dalam kesimpulan, Kasino memiliki pengalaman hidup yang penuh dengan kesempatan berdekatan dengan lawan jenis. Dia hanya berpegangan tangan dan saling lirik saja, namun memiliki jiwa bebas dan cerdas. Kasus ini menjadi bagian dari kisah hidup Kasino, seorang remaja Indonesia yang tumbuh di masa-masa perkembangannya penuh dengan kesempatan dan tantangan.