Jakarta, ibu kota Indonesia, memiliki sejarah panjang dan kompleks dalam hal industri judi. Pada awalnya, kasino-kasino di Jakarta menjadi sumber pendapatan bagi pemerintahan setempat, terutama pada masa jabatan Gubernur Ali Sadikin. Namun, setelah masa jabatan Ali Sadikin berakhir, para pengusaha judi kehilangan "pelindung" utamanya.
Akibatnya, kasino-kasino di Jakarta pun ditutup. Kasino Copacabana Casino di Ancol, misalnya, ditutup untuk selamanya oleh Gubernur Tjokropranolo pada April 1981. Alasan penutupannya adalah "Judi harus dihapus, bukan dialihkan ke tempat lain," katanya.
Banyak pejudi yang tak punya pilihan selain terbang ke Genting di Malaysia atau ke Makau yang memang terkenal sebagai "Las Vegas of Asia". Hal itu sebenarnya tidak disukai oleh Ali Sadikin karena dianggap hanya membuang devisa ke negara lain.
Ditutupnya kasino di Jakarta malah memberikan ide bisnis bagi seorang pengusaha properti asal Perth, Frank Woodmore. Woodmore kemudian menggandeng pengusaha asal Solo, Robby Sumampow, membangun bisnis judi di Pulau Natal (Christmas Island), Australia pada tahun 1985 dengan nama Christmas Island Resort Pty Ltd.
Sejak mendapatkan lisensi kasino dari Pemerintah Federal Australia, lokasi berjudi yang kemudian terkenal dengan nama Christmas Island Casino and Resort pun melaju kencang. Pengunjung kasino alias pejudi di sana umumnya berasal dari berbagai kota Asia Tenggara termasuk Jakarta.
Namun, Christmas Island Casino yang pernah disebut sebagai salah satu kasino paling menguntungkan di dunia tidak berusia panjang. Setelah hanya beroperasi sekitar 4 tahun, kasino ini akhirnya ditutup karena krisis finansial yang menghantam Asia di tahun 1997-1998.
Setelah kasino-kasino tersebut semuanya menghilang, para pecandu judi Indonesia pun mulai melanglang buana ke berbagai negara. Ada yang kembali ke Genting Highlands di Malaysia dan Makau, Cina. Selain ke Malaysia dan Makau, banyak pejudi yang juga mencoba peruntungan ke Burswood Island Casino (kini bernama Crown Perth) di Perth atau ke Jupiters Hotel Casino (The Star Gold Coast) di Gold Coast, Queensland, Australia, hingga tak sedikit yang bahkan ke Las Vegas, AS.
Judi memang begitu. Dia akan selamanya ada ketika manusia masih selalu mencari peruntungan secara instan. Meskipun sudah terbukti selama ribuan tahun, bandar judi akan semakin kaya dan pemain judi bakal kian merana.
Jadi? Jangan berjudilah kawan!
Referensi:
- "Sejarah Kasino di Jakarta: Dari Kemajuan ke Krisis" – Kompas.com