Film sebagai potret realita masyarakat, seperti yang dikatakan oleh Graeme Turner (1988). Film dapat dijadikan sebagai alat untuk membangkitkan kembali gairah film nasional an sich, tetapi juga dapat menjadi reaksi terhadap realita sosial. Dalam hal ini, Warkop DKI Reborn dapat dibaca sebagai potret realita masyarakat Indonesia.
Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa korupsi masih menjadi masalah yang serius di negeri ini. Contohnya adalah hukuman penggarong uang rakyat yang makin ringan. Pada tahun 2013, hukumannya rata-rata 2 tahun 11 bulan, tetapi pada tahun 2016, hukumannya turun menjadi rata-rata 2 tahun 1 bulan (Kompas, 13 September).
Selain itu, revolusi mental belum menunjukkan hasil signifikan. Korupsi masih dilihat sebagai sebuah kejahatan yang kecil dan tidak berbahaya bagi masyarakat. Mereka yang koruptor justru dianggap sebagai orang-orang yang cerdas dan pandai dalam mencari cara untuk memperoleh keuntungan.
Saat peringatan proklamasi Agustus lalu, kita dihadapkan dengan pertanyaan menggelitik: apakah koruptor itu berarti tidak mencintai Tanah Air? Mereka pasti marah jika dituding tidak mencintai Tanah Air. Jika mengaku cinta Tanah Air, tetapi merampok uang negera juga, bagaimana logikanya?
Cinta Tanah Air itu berarti tidak korupsi, tidak kolusi, tidak nepotis- me, tidak cacat moral, tidak terjerat narkoba, menolak pemim- pin bermasalah, apalagi sampai bersumpah untuk negara lain. Pemerintah juga harus diingat bahwa cinta Tanah Air itu berarti memberikan kejujuran dan kesungguhan dalam menjalankan tugas.
Padahal, cinta Tanah Air itu berproses panjang dalam seja- rah bangsa-bangsa. Misalnya, mahasiswa Belgia turun ke jalan-jalan di Brussels begitu jiwa mereka terpikat cinta suci pada Tanah Air (amor sacre de la patrie) saat menonton opera La Muette Portici (kisah pemberontakan rakyat melawan kekuasaan Spanyol) pada 25 Agustus 1830. Mereka berdemonstrasi hingga Belgia diakui merdeka 14 Oktober 1831 (Hans Kohn, 1955).
Pergumulan cinta Tanah Air Indonesia juga tak kalah panjang. Sayangnya, cinta Tanah Air itu terus digerogoti oleh korupsi dan perilaku tak bermoral. Ah, dasar jangkrik boss!
Dalam kesimpulannya, Warkop DKI Reborn dapat dibaca sebagai potret realita masyarakat Indonesia yang sedang menghadapi masalah korupsi dan revolusi mental. Mereka yang koruptor harus diingat bahwa cinta Tanah Air itu berarti memberikan kejujuran dan kesungguhan dalam menjalankan tugas. Kita sebagai rakyat juga harus siap untuk berperan serta dalam menggagalkan korupsi dan membangkitkan cinta Tanah Air.
Breaking News
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.