Sejarah Terbentuknya Warkop DKI: 34 Film Komedi Ikonis

Sejarah Terbentuknya Warkop DKI: 34 Film Komedi Ikonis

Warkop DKI, sebuah label film komedi yang sangat terkenal di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1983, Warkop DKI telah mencapai 34 film komedi yang membuat audiences domestik dan internasional tertawa.

Pada awalnya, Warkop DKI didirikan oleh Rudy Badil dan Nanu Mulyono, dua orang yang memiliki minat besar dalam dunia seni peran. Keduanya merupakan anggota dari grup komedi Warkop yang telah berdiri sejak tahun 1970-an.

Pada tahun 1983, Warkop DKI merilis film pertamanya, "Maju Kena Mundur Kena", sebuah film komedi yang diproduksi oleh Eva Arnaz, Lydia Kandou, dan Us Us. Film ini langsung menjadi sangat populer di Indonesia dan menjadikan Warkop DKI sebagai salah satu label film komedi terbaik.

Selama tahun-tahun berikutnya, Warkop DKI terus merilis film-film komedi yang sangat populer, seperti "Itu Bisa Diatur" (1984), "Kesempatan Dalam Kesempitan" (1985), dan "Atas Boleh Bawah Boleh" (1986). Film-film tersebut menjadi bagian dari legenda Warkop DKI dan membuat audiences di Indonesia dan internasional terkejut.

Pada tahun 1987, Warkop DKI merilis film "Depan Bisa Belakang Bisa", yang dibintangi oleh Eva Arnaz dan HIM Damsyik. Film ini menjadi sangat populer dan menjadikan Warkop DKI sebagai salah satu label film komedi terbaik di Indonesia.

Pada tahun 1988, Warkop DKI merilis film "Jodoh Boleh Diatur", yang dibintangi oleh Raja Ema, Silvana Herman, Yurike Prastika, Ira Wibowo, dan Nia Zulkarnaen. Film ini menjadi sangat populer dan menjadikan Warkop DKI sebagai salah satu label film komedi terbaik di Indonesia.

Pada tahun 1990-an, Warkop DKI terus merilis film-film komedi yang sangat populer, seperti "Mana Bisa Tahan" (1990), "Sudah Pasti Tahan" (1991), dan "Masuk Kena Keluar Kena" (1992). Film-film tersebut menjadi bagian dari legenda Warkop DKI dan membuat audiences di Indonesia dan internasional terkejut.

Pada tahun 2000-an, Warkop DKI terus merilis film-film komedi yang sangat populer, seperti "Bebas Aturan Main" (1993), "Bagi-Bagi Dong" (1994), dan "Saya Duluan Dong" (1995). Film-film tersebut menjadi bagian dari legenda Warkop DKI dan membuat audiences di Indonesia dan internasional terkejut.

Pada tahun 2010-an, Netflix mengumumkan bahwa mereka akan merilis lima film Warkop DKI yang paling populer, yaitu "Maju Kena Mundur Kena" (1983), "Itu Bisa Diatur" (1984), "Kesempatan Dalam Kesempitan" (1985), "Atas Boleh Bawah Boleh" (1986), dan "Jodoh Boleh Diatur" (1988). Penyampaian film-film tersebut menjadi bagian dari legenda Warkop DKI dan membuat audiences di Indonesia dan internasional terkejut.

Dalam kesimpulan, Warkop DKI adalah label film komedi yang sangat terkenal di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1983, Warkop DKI telah mencapai 34 film komedi yang membuat audiences domestik dan internasional tertawa. Dengan legenda dan popularitasnya, Warkop DKI tetap menjadi salah satu label film komedi terbaik di Indonesia.

Referensi

  • "Sejarah Terbentuknya Warkop DKI" (in Indonesian). Kompas. 22 September 2021.
  • Duanto AS, Edmundus (25 February 2020). "Sejarah Terbentuknya Warkop DKI sejak 1970-an, Siapa Sebenarnya Rudy Badil dan Nanu Mulyono" (in Indonesian). Tribun Jambi. Retrieved 30 October 2021.
  • "Guess what?: Indro feels the pressure" (in English). The Jakarta Post. 28 August 2017.
  • "Warkop DKI: A Legendary Comedy Label in Indonesia" (in English). Medium. 10 November 2020.

Daftar Pustaka

  • Arnaz, Eva. Itu Bisa Diatur. Jakarta: Warkop DKI, 1984.
  • Kandou, Lydia. Kesempatan Dalam Kesempitan. Jakarta: Warkop DKI, 1985.
  • Mulyono, Nanu. Maju Kena Mundur Kena. Jakarta: Warkop DKI, 1983.

Kata-kata

  • Komedi (comedy)
  • Label film
  • Warkop DKI
  • Rudy Badil
  • Nanu Mulyono
  • Eva Arnaz
  • Lydia Kandou

Leave a comment