Pasar Gaming di MENA: Berpotensi atau Tidak

Pasar Gaming di MENA: Berpotensi atau Tidak

Pasar gaming di wilayah MENA (Middle East dan North Africa) memiliki potensi yang sangat besar. Banyak penduduk wilayah ini beragama Islam, dan tidak setuju dengan perjudian. Namun, kasino-kasino telah dibuka di beberapa negara, seperti Israel, Azerbaijan, Irak, Iran, dan Cyprus Utara.

Kasino di Israel, misalnya, didesain untuk para wisatawan Israel yang tidak diperbolehkan berjudi di dalam negeri. Kasino ini sukses secara komersial selama dua tahun, dengan pendapatan sekitar $160 juta per tahun. Sayangnya, kerusuhan dan larangan bertravel pada warga Israel ke wilayah ini membuat kasino tersebut harus ditutup.

Azerbaijan juga pernah memiliki kasino, namun skandal yang terjadi membuat Presiden saat itu memutuskan untuk menutup kasino-kasino sebagai bagian dari kampanye moralnya melawan perjudian.

Sebelum Perang Teluk Pertama, Irak memiliki kasino di Hotel Ishtar Sheraton di Baghdad. Meski awalnya hanya untuk wisatawan asing yang tinggal di hotel, banyak warga Iraq yang menyukai bermain di kasino tersebut. Namun, setelah perang dimulai, kasino tersebut ditutup dan staf expatriate dipulangkan.

Selama masa kekuasaan Shah Reza Pahlavi di Iran, terdapat beberapa kasino di Isfahan, Tehran, dan Pulau Kish. Kasino-kasino ini dipercayakan oleh keluarga Pahlavi dan dikelola oleh perusahaan-perusahaan Britania, termasuk Ladbrokes. Mereka sangat populer dan profitable dengan volume play yang tinggi dari orang-orang kaya Iran dan lain-lain.

Evaluasi Pasar Gaming MENA Sebagai Keseluruhan

Apakah pasar gaming MENA ini sebesar $1 miliar? Ya, tapi tidak semua uang tersebut masuk ke kasino-kasino yang telah diuji. Banyaknya uang tersebut masuk ke resort-resort casino lebih besar di negara-negara Asia, seperti Genting Highlands di Malaysia. Di Malaysia, sementara gambling ilegal untuk Muslim Malaysia, tidak ada larangan khusus untuk Muslim dari negara lain. Ketika berjalan di lantai kasino Genting, mayoritas pemain berasal dari China dan wilayah lain Asia, namun hadirnya gamer-gamer dari Timur Tengah sangat mengesankan.

Meski pasar gaming MENA memiliki potensi yang besar, ia datang dengan biaya. Diskon kehilangan yang dalam diharapkan. Sementara diskon 20-30% pada kehilangan adalah normal, beberapa kasino di Cyprus Utara akan diskon hingga 50%. Permainan favoritnya adalah Poker Rusia, versi poker lima-kartu dengan hold sebesar 35%. Dengan demikian, operator dapat menawarkan diskon yang lebih besar pada play.

Banyak tamu yang sering mengunjungi kasino-kasino ini tiba melalui program junket. Dalam program-program tersebut, kasino-kasino biasanya harus menyediakan kamar hotel yang terdiskon atau gratis serta makanan, dan kadang-kadang beberapa jumlah bermain atau taruhan langsung di kasino. Namun, operator harus sangat hati-hati dalam memilih junket dengan siapa mereka bermitra, karena pemain-pemain yang tiba ke kasino-kasino MENA melalui junket biasanya tidak memiliki nilai yang tinggi. Banyak junket player hanya akan kehilangan $800, sementara kasino memiliki allowance promosional sebesar $400.

Tantangan dan Peluang

Sementara beberapa negara di wilayah MENA memilih untuk memberikan perjudian hanya kepada wisatawan asing atau non-Muslim, kinerja kasino-kasino tersebut seringkali terganggu oleh tarif pajak yang tinggi serta barrier-regulasi yang tidak praktis. Pasar gaming ideal di MENA adalah pasar yang mengizinkan operator kasino mencapai pendapatan gaming yang stabil dengan tarif pajak yang moderat, sehingga dapat memberikan pendapatan yang optimal kepada negara tuan rumah, sementara juga memperhatikan budaya dan norma Muslim-majority nations.