Dalam Odyssey karya Homer, terlihat bahwa makanan khas lotus memiliki kekuatan yang luar biasa. Keputusan untuk memakannya dapat membuat seseorang lupa akan tujuan awalnya, yakni pulang ke rumah.
§2. Saya percaya bahwa saya sekarang mengerti, dengan bantuan Rick's retelling, bahwa kekuatan lotus disini terletak pada manisnya. Lotus begitu manis dan penuh kenikmatan sehingga Anda tidak dapat berpikir tentang apapun di masa depan yang akan membuat Anda merasa lebih bahagia dari kenikmatan yang sedang Anda rasakan sekarang.
§3. Kita melihat sesuatu yang mirip dalam gambar yang saya pilih sebagai ilustrasi untuk esai saya: kita lihat seseorang yang menjual karya seni dan memamerkan keindahannya, sementara orang-orang yang menatapnya terpesona oleh keindahan itu, melupakan keindahan di sekitar mereka. Mereka bahkan lupa akan keindahan mereka sendiri. Itu adalah kehilangan kesadaran mental, yakni melepaskan pikiran Anda dari keindahan yang dapat dilihat di masa kini.
§4. Kehilangan kesadaran mental ini, yang disampaikan oleh Odyssey dengan bantuan kata lēth-, mengabaikan kemampuan untuk membuat koneksi mental, yang disampaikan oleh Odyssey dengan bantuan kata noos, yang dapat diterjemahkan sebagai "pikiran" atau bahkan "kesadaran".
§5. Menariknya, kata noos dalam arti "kesadaran" terkait dengan kata nostos, yang seperti kita lihat berarti "pulang ke rumah", yakni pulang kembali ke rumah yang indah. Saya ringkasan komentar saya di The Ancient Greek Hero in 24 Hours (Nagy 2013), "Hour" 10 §9:
Hubungan antara noos "kesadaran, pikiran" dan nostos "pulang ke rumah, pulang kembali" terkodekan dalam cerita mitos tentang Tanah Lotus-Eaters dalam Odyssey 9.82-104. Ketika Odysseus mengunjungi tanah itu, mereka yang makanan lotus tidak lupa kesadaran akan rumah dan karena itu tidak dapat pulang ke rumah. Kata lēth-, "lupakan", dikombinasikan dengan kata nostos, "pulang", sebagai objeknya, menyerukan ide tentang ketidaksadaran (9.97, 102). Sebaliknya, kata noos, "berpikir", menyerukan ide tentang kesadaran akan nostos. Jadi, sini adalah pengajaran dasar yang dapat dipelajari dari mitos tentang Tanah Lotus-Eaters: jika Anda kehilangan "implant" pulang ke rumah di pikiran Anda, maka Anda tidak dapat pulang karena Anda tidak lagi tahu apa itu rumah.
Gambar-gambar:
- Land of the Lotus Eaters (1861), oleh Robert S. Duncanson (1821-1872). Gambar via Wikimedia Commons.
- And Dream Idle, Happy Day-Dreams that Never Ended. Gambar via Wikimedia Commons.
Bibliografi:
Nagy, G. 2013. The Ancient Greek Hero in 24 Hours. Cambridge, MA. http://nrs.harvard.edu/urn-3:hul.ebook:CHS_NagyG.The_Ancient_Greek_Hero_in_24_Hours.2013.