Dalam Odyssey karya Homer, terdapat sebuah episode yang sangat menarik yang berjudul "Tanah Penggur Berbunga" (Land of the Lotus-Eaters). Dalam episode ini, Odysseus dan pasukananya menemui sebuah negeri di mana penduduknya menyantap buah berbentuk bunga lotus yang rasanya sangat manis. Setelah mencoba buah tersebut, para penggur berbunga menjadi tidak mampu lagi untuk melapor kepadaku atau bahkan pulang kembali.
Kesedihan dan kegelisahan ini dapat dikaitkan dengan sifat lotus itu sendiri. Lotus yang manis dan lezat membuat siapa pun yang mencoba rasanya tidak ingin meninggalkan negeri tersebut, sehingga mereka lupa akan tujuan awalnya untuk pulang kembali ke rumah.
Hal ini sangat relevan dengan gambaran yang saya pilih sebagai ilustrasi untuk esei saya. Dalam gambaran itu, kita lihat seorang pedagang seni yang menunjukkan keindahan karyanya sementara orang-orang yang melihatnya terpukau oleh keindahannya dan lupa akan keindahan di sekitarnya.
Dalam Odyssey, Homer menggunakan kata "lēth-" untuk menggambarkan mental lapse ini. Dengan demikian, para penggur berbunga menjadi tidak mampu lagi untuk membuat koneksi mental (noos) dan kehilangan kesadaran akan tujuan awalnya (nostos).
Kesedihan dan kegelisahan ini sangat terkait dengan sifat lotus yang manis dan lezat. Lotus yang demikian membuat siapa pun yang mencoba rasanya tidak ingin meninggalkan negeri tersebut, sehingga mereka lupa akan tujuan awalnya untuk pulang kembali.
Saya menjelaskan tentang hal ini dalam buku saya "The Ancient Greek Hero in 24 Hours" (Nagy, 2013). Menurut saya, kesedihan dan kegelisahan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep noos sebagai kesadaran akan tujuan awalnya. Dengan demikian, jika kita lupa tentang tujuan awalnya, kita tidak mampu lagi untuk pulang kembali karena kita tidak tahu apa itu rumah.
Bibliography
Nagy, G. (2013). The Ancient Greek Hero in 24 Hours. Cambridge, MA. http://nrs.harvard.edu/urn-3:hul.ebook:CHS_NagyG.The_Ancient_Greek_Hero_in_24_Hours.2013.
Gambaran
"Tanah Penggur Berbunga" (1861), oleh Robert S. Duncanson (1821-1872). Gambar via Wikimedia Commons.
"And Dream Idle, Happy Day-Dreams that Never Ended". Gambar via Wikimedia Commons.